Jumat, 31 Juli 2009

Swasti Sabdastantri: Tak Ada iPhone, BlackBerry pun Jadi

DUNIA seperti ada di tangan. Begitu ungkapan yang keluar dari bibir pencabik bas Band Kotak bernama lengkap Swasti Sabdastantri ini saat menimang BlackBerry Curve 8320.

Kelahiran Makassar, 3 April 1988 ini menggunakan perangkat berkemampuan Wi FI ini untuk berinteraksi dengan rekan-rekannya, baik sesama musisi, teman sekuliah, dan kerabat lain melalui chatting maupun facebook.

”Aku membeli BlackBerry karena keinginan sendiri. Tadinya aku pengen beli iPhone, tapi mahal dan waktu aku berburu ponsel belum ada yang 3G.

Akhirnya aku pilih 8320 ini. Pas ketika ponsel ini lagi tren,” ujar Chua, sapaan akrabnya.

Mahasiswi London School ini mengaku menjadi ’autis’ gara-gara BlackBerry. Namun, taraf ketagihannya masih terkontrol, karena ia lebih mengutamakan sosialisasi dengan lingkungan.

”Tapi kalau megangnya sih setiap saat, takut hilang,” kata putri dari pasangan Mochamad Sulastyo & Katrin Katarina ini kepada ponsel di sebuah kafe di bilangan Jakarta Selatan.

Ketergantungannya pada internet pernah terjadi saat ia telat bayaran uang langganan sebesar Rp 150 ribu.

Ternyata, lepas dari jagat maya membuatnya pusing setengah mati. ”Dicoba dibetah-betahin, nggak pake internet, eh nggak bisa.

Akhirnya besoknya bayar dan beli pulsa,” imbuh gadis yang mengaku hanya menghabiskan pulsa Rp 200 ribu termasuk biaya langganan.

Ngeband Sejak SMP
Selain memakai BlackBerry, Chua juga menggunakan Nokia 5500. Namun, ponsel yang sudah berapa tahun ini menemaninya jarang diisi.

Paling banyak Rp 100 ribu per bulan. Ponsel ini lebih untuk mendengarkan musik yang memang dunianya.

Dunia band sudah digeluti Chua sejak masih duduk di bangku SMP di Makssar. Sang kakak yang lebih dulu terjun ke dunia panggung memikatnya. Kemudian ia mulai belajar gitar.

”Aku kemudian mencoba ngejamzz bersama-sama teman-teman. Lalu ketika pindah ke Surabaya mulai main di televisi lokal selama sebulan dan meningkat main top 40 di sejumlah kafe,” papar Chua.

Ketika beranjak kuliah, manajer Band V-Mail (sebuah band indie), tersihir saat melihat aksinya mencabik bas saat tampil bersama band kampusnya.

Jadilah Chua direkrut V-Mail dan sempat manggung di sejumlah acara, di antaranya Kemang Festival 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar